KRISIS KOMUNIKASI DI TENGAH PANDEMI COVID-19: SEBUAH CATATAN DISKUSI 4 KARANGKAJENS 1440
Oleh: Karangkajens 1440
“…melihat komunikasi kesehatan bermaujud, yang sejatinya sangat diperlukan di tengah kondisi pandemi Covid-19 sekarang ini, tampaknya masih jauh panggang dari api. Fakta di lapangan kecenderungannya, di satu sisi, perusahaan media massa masih mengejar kepentingan ekonomis, dan di sisi lain, pemerintah sibuk mempertontonkan keamburadulan komunikasi politik.”
Diskusi Karangkajens 1440
kali ini diadakan bekerjasama dengan Himpunan Mahasiswa Islam Koordinator
Komisariat (HMI Korkom) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Diskusi yang
berlangsung pada tanggal 15 Mei 2020 atau bertepatan dengan tanggal 21 Ramadhan
1441 Hijriah ini mengangkat tema khusus terkait komunikasi. Sebagai pemantik,
hadir Dr. Fajar Junaedi, M.Si. yang biasa dipanggil Mas Jun, akademisi atau
dosen komunikasi dari UMY.
Pada pembahasan diskusi
sebelumnya, terkait psikologi, telah dibahas bahwa komunikasi yang terjadi di
tataran elit dan media massa berdampak serius terhadap imunitas atau daya tahan
tubuh setiap individu. Sejalan dengan hal tersebut, Fajar Junaedi, sebagiamana
ia kutip dari National Cancer Institute at the National Institutes of Health,
menegaskan intervensi komunikasi kesehatan merupakan bagian dari upaya
kesehatan masyarakat, perawatan kesehatan, atau pengembangan masyarakat yang
lebih besar, yang terjadi dalam banyak kasus. Karenanya dalam kasus pandemi
ini, menukil dari Renata Schiavo, Mas Jun mengatakan sebuah rencana khusus
untuk komponen komunikasi kesehatan diperlukan.
Akantetapi, melihat
komunikasi kesehatan bermaujud, yang sejatinya sangat diperlukan di tengah
kondisi pandemi Covid-19 sekarang ini, tampaknya masih jauh panggang dari api. Fakta
di lapangan kecenderungannya, di satu sisi, perusahaan media massa masih
mengejar kepentingan ekonomis, dan di sisi lain, pemerintah sibuk
mempertontonkan keamburadulan komunikasi politik. Kita bisa menyaksikan
bagaimana media massa yang ada, khususnya media-media mainstream,
kebanyakan terjebak pada apa yang disebut sebagai market driven journalism (jurnalisme
yang dikendalikan oleh pasar). Sehingga mereka baik yang cetak, online ataupun
televisi sibuk dengan rating, klik, dan sejenisnya. Kondisi ini memperburuk
posisi media sebagai watchdog (anjing penjaga). Kita juga dapat melihat
hal ini terjadi sebagai akibat adanya ruang kosong pada posisi media watch selaku
pengawas media. Kekosongan itu mengurangi akses untuk melakukan kritik baik
secara langsung ataupun institusional kepada media, agar media bisa didorong
kembali ke jalurnya.
Sementara berkaitan dengan
komunikasi politik pemerintah, Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan
Ekonomi dan Sosial (LP3ES) pada awal April 2020 lalu sampai merilis penelitian
tentang buruknya komunikasi politik pemerintah. Dalam penelitiannya yang bertajuk "Petaka
Karena Kata: Blunder Komunikasi Politik Kabinet Jokowi di Masa Pandemi", LP3ES melaporkan ada
beberapa tahap blunder yang dilakukan pemerintah selama pandemi Covid-19 baik
dilakukan oleh Presiden, Wakil Presiden, Menteri Kesehatan, Menkomaritim, Menko
Polhukam, Menko Perekonomian, Menhub, Kepala BNPB, Menteri Pariwisata, Dirjen
Perhubungan, dan struktur pejabat lainnya. Pertama, sejak akhir januari hingga
maret 2020 pemerintah tidak menanggapi secara serius, menyepelehkan dan bahkan
menolak Covid-19 telah tiba di Indonesia.
Komunikasi publik dari pemerintah pada tahap pertama di
atas berdampak tidak baik di mana publik gagal menyiapkan diri menghadapi apa
yang terjadi ketika pandemi semakin meluas, sehingga muncullah kepanikan dalam
beragam bentuk seperti panic buying, stigma kepada pengidap Covid-19
atau bahkan ODP (Orang Dalam Pantauan), penolakan isolasi, dan sebagainya.
Dalam skala yang lebih luas, juga berdampak pada kegagalan untuk menyiapkan
sistem kesehatan lebih awal. Hal ini tampak pada tidak siapnya rumah sakit
untuk menghadapi pandemi baik dari segi personal, kesiapan ruang, hingga alat
pelindung diri (APD) (nasional.kompas.com, 06/04/2020).
Pada tahap berikutnya terjadi lagi blunder-blunder
komunikasi politik yang dilakukan pemerintah, seperti pengumuman oleh Presiden
bahwa pasien di Cianjur tidak positif Covid-19 yang belakangan diralat oleh jubir
Covid-19 bahwa pasien tersebut positif. Kebijakan presiden mengenai insentif
wisata, hingga guyonan Pak Kiai Wakil Presiden yang terhormat bahwa corona bisa
sembuh dengan minum susu kuda liar. Dan pada tahap Covid-19 sudah beredar di Indonesia,
pemerintah tetap konsisten dengan kekonyolan komunikasi politiknya, seperti
Jokowi menyampaikan darurat sipil yang belakangan diralat menjadi darurat
kesehatan. Pernyataan Tito Karnavian tetang rendahnya angka kematian, yang, padahal
terus menanjak naik. Dan ungkapan bijak presiden bayangan Luhut Binsar P. bahwa
corona tidak betah di suhu panas.
Kemudian blunder dari jubir Covid-19 Achmad Yurianto
perihal orang miskin dan orang kaya. Kebijakan pembebasan tahanan karena corona
oleh al-mukarram Yasonna Laoly. Dan yang tak kalah menarik, yakni
mandeknya janji penangguhan kredit di lapangan yang dilontarkan sebelumnya,
statemen penangguhan yang keluar dari mulut harum Presiden itu kemudian diralat
oleh jubirnya dengan menyebut keringan tersebut hanya ditujukan bagi mereka
yang terbukti positif Covid-19. Dan terakhir mengenai larangan mudik yang
dilontarkan presiden, yang diralat oleh jubir dan presiden bayangan dari istana
Menko Kemaritiman (merdeka.com, 07/04/2020).
Komunikasi politik atau publik yang dilakukan oleh
pemerintah di atas jika dianalisis menggunakan uncertainty reduction theory (teori
pengurangan ketidakpastian) sebetulnya komunikasi yang terjadi antara
pemerintah dengan masyarakat ditujukan untuk mengurangi ketidakpastian tentang
Covid-19 dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya. Dalam hal ini, seharusnya
informasi yang diberikan pemerintah dapat mengurangi ketidakpastian tersebut.
Sayangnya, fakta di lapangan menunjukkan komunikasi yang dilakukan pemerintah
justru menambah ketidakpastian.
Mas Jun pada saat memantik jalannya diskusi menyebut
buruknya komunikasi politik pemerintah menyebabkan terbentuknya cluster
baru penyebaran Covid-19. Korban jiwa terus berjatuhan, termasuk para tenaga
medis yang terlibat secara langsung dalam ‘perang’ melawan virus tersebut.
Menurunya, ketiadaan perencanaan komunikasi kesehatan menghadapi Covid-19
menjadi pangkal dari persoalan buruknya komunikasi politik pemerintah yang
efeknya tidak hanya buruk bagi kondisi sosial politik di Indonesia, tetapi juga
mengancam kesehatan dan jiwa masyarakat Indonesia.
Lebih lanjut, Mas Jun menawarkan agar adanya perencanaan
komunikasi kesehatan yang disusun dengan pendekatan perencanaan partisipatif.
Perencanaan partisipatif ini, demikian Mas Jun, yaitu suatu perencanaan yang
terdesentralisasi, bottom up, horizontal dan disepakati, berbasis
dialog, demokratis, dan mengakui aktor sosial sebagai subjek aktif dalam
pengembangan mereka sendiri. Hanya saja, pendekatan partisipatif ini
dimungkinkan dilakukan pada saat kondisi mulai agak normal. Sementara itu,
untuk situasi mendesak sekarang ini pemerintah dapat saja menggunakan
pendekatan perencanaan tradisional, yang terpusat, top down atau
vertikal. Dengan catatan, pemerintah harus konsisten dan komitemen menjalankan
perencanaan komunikasi kesehatan tersebut dengan mengedepatan komunikasi
empatik. Jangan mencla-mencle seperti yang sering dipertontonkan pemerintah.
Berdasarkan uraian diskusi di atas, maka beberapa saran
yang dapat ditujukan khususnya kepada pemerintah dan media massa, ialah sebagai
berikut:
Kepada
pemerintah
1)
Sudahi brundel komunikasi politik atau
komunikasi publik di tengah pandemi Covid-19, termasuk inkonsistensi pernyataan
dan kebijakan pemerintah; dan
2)
Adakan serta laksanakan perencanaan
komunkasi kesehatan dengan baik secara komitmen dan konsisten dengan
mengedepankan komunikisi empatik.
Kepada
media massa
1)
Beritakanlah konten-konten yang
mengedukasi masyarakat dalam menghadapi situasi pandemi Covid-19.
1 comments
1xbet - No 1xbet Casino | Live dealer casino online
ReplyDelete1xbet is a reliable casino site that offers a great casino games from herzamanindir.com/ the best software providers 토토 사이트 모음 for kadangpintar the regulated gambling markets. Rating: 1xbet login 8/10 · Review by a https://sol.edu.kg/ Tripadvisor user · Free · Sports